berikut contoh - contoh anekdotnya :)
BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia
berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan,
mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu
merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin
Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang
itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta
diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata):
Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Oh…!!!
guru
: "anak anaak,, apa pendapat kalian tentang politik?"
murid
:" ga tau buuukkk... ( serempak) tapi kami benci politik buk,
katanya politik itu kotor!"
guru :
"eeehhh ga boleh gituu,, Politik itu bagus kook. gini, ibuk kasih
tau yaaa.. politik itu merupakan cara yang dilakukan manusia untuk
mencapai tujuannya, dan apapun yang kita lakukan pasti ada politiknya, asal
untuk kebaikan. ngerti?"
Buyung : "gitu ya buk? waahh politik hebat ya buk? kalo gitu aku jadi suka politik buk, aku akan berpolitik dalam ujian besok!"
Buyung : "gitu ya buk? waahh politik hebat ya buk? kalo gitu aku jadi suka politik buk, aku akan berpolitik dalam ujian besok!"
guru:
"baguuss.. bagaimana politik buyung agar tujuan dalam ujian besok
tercapai?"
Buyung: "ya belajarlah buukk,, kan tinggal tanya ama mbah google."
guru :" pintaarr,, apa yang mau Buyung tanya ama mbah google nya?"
Buyung:
"CARA JITU MENCONTEK SAAT UJIAN!!"
Guru
: 3#%$?>":??<:?? (banting buyung) !!
KOMUNISME:
Kalau anda punya dua sapi, anda berikan dua-duanya kepada pemerintah, dan kemudian pemerintah menjual susunya kepada anda.
SOSIALISME:
Kalau anda punya dua sapi, anda berikan dua-duanya kepada pemerintah, dan kemudian pemerintah memberikan susu kepada anda.
NAZIISME:
Kalau anda punya dua sapi, pemerintah menembak anda dan mengambil kedua sapi anda.
FACISME:
Kalau anda punya dua sapi, anda mengambil susunya dari kedua sapi anda, dan memberikan setengahnya kepada pemerintah.
NEO-DEALISME:
Kalau anda punya dua sapi, anda bunuh satu, anda perah yang satunya dan buang susunya ke got.
KAPITALISME:
Kalau anda punya dua sapi, anda menjual satu ekor sapi dan membeli satu ekor banteng.
KONCOISME:
Anda punya dua ekor sapi, anda bekerja sama dengan salah satu ekor sapi itu untuk membunuh sapi yang lain dengan tujuan agar sapi itu tidak punya saingan dalam menghasilkan susu, sehingga susu sapi anda menjadi Satu-satunya susu sapi di daerah itu.
Imam:
mohon syaf lurus dan dirapatkan, demi kekhusukkan bersama handphone tolong
dimatikan (wajah alim)
makmum:
(semuanya melurus merapatkan syaf dan mematikan handphone),
rakaat satu dan dua aman, rakaat ketiga tiba-tiba terdengar suara hp berdering (teliwiwiwit, teliwiwiwit). setelah didengar secara seksama ternyata suara itu berasal dari depan, dan benar hp yang berdering itu adalah hpnya sang imam. Panik dengan suasana makmum yang krasak krusuk, sang imam kemudian mengambil hpnya dan menjawab panggilan dengan suara emosi dan keras (pake pengeras suara gitu lho) " Hallo! ada apa? nggak tau orang sedang sholat? dan gue sedang jadi imam! ganggu aja lu! sialan Lu, awas lu! gua jotos lu! gua lempar juga lu ama kursi ntar!" hp ditutup kemudian dilempar. berniat mau melanjutkan memimpin shalat, malah giliran dia yang dilempar Makmum. "Ini Shalat, Bukan Sidang Paripurna! pergi sono!"
rakaat satu dan dua aman, rakaat ketiga tiba-tiba terdengar suara hp berdering (teliwiwiwit, teliwiwiwit). setelah didengar secara seksama ternyata suara itu berasal dari depan, dan benar hp yang berdering itu adalah hpnya sang imam. Panik dengan suasana makmum yang krasak krusuk, sang imam kemudian mengambil hpnya dan menjawab panggilan dengan suara emosi dan keras (pake pengeras suara gitu lho) " Hallo! ada apa? nggak tau orang sedang sholat? dan gue sedang jadi imam! ganggu aja lu! sialan Lu, awas lu! gua jotos lu! gua lempar juga lu ama kursi ntar!" hp ditutup kemudian dilempar. berniat mau melanjutkan memimpin shalat, malah giliran dia yang dilempar Makmum. "Ini Shalat, Bukan Sidang Paripurna! pergi sono!"
KENTUTKU YANG BAU
Masa - masa bermain
jarang ku lupakan, dan waktu - waktu bermain pun masinh sering dilaksanakan.
Hal ini terjadi pada diriku. sebut saja namaku Asep.
Waktu itu saya
bermain perosotan bersama teman - temanku. Tebing yang sedikit juram yang
menjadi lokasi untuk bermain. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah MIN
Rancah dan mumur saya pun masih 10 tahun.
Kondisi lapar
menerjang kami, sehingga kami pergi ke hutan untuk mencari makanan yang dapat
dimakan dan pastinya kenyang di perut.
sehingga pada saat
saya menusuri hutan terjadi perbincangan antara aku dengan salah satu temanku
(sebut saja namanya didin).
Aku : hai, pohon
pepaya siapa itu? kayaknya enak kalau makan buah pepaya.
Didin : Tenang, itu
pohon pepaya kakek saya! (dengan keadaan sedikit tersenyum) kalau kamu mau
ambil saja.
Saya langsung
bergegas memanjati pohon itu, hingga pada saat saya sudah naik, tiba tiba ada
yang menebang pohon itu dari bawah dan tumbanglah pohon pepaya itu, beruntung
saya masih bisa loncat.
Tak lama kemudian
datang salah satu teman saya yang membawa hasil pencariannya, yaitu mendapatkan
singkong, hingga tak banyak basa basi lagi singkong itu langsung dibakar.
Suasana penyantapan
singkong telah dimulai, saat mereka memakan singkong tiba- tiba terhembus
kentut dari gas pembuangan aku,,, peessss..............pesssssssss..pesssssssss.
Suasana nya makin memanas karena teman" ku saling menuduh, hingga pada
akhirnya aku pun di tunjuk oleh ereka. sehingga terjadi percek cokan mulut.
aku : saya gag
kentut?
teman : bohong terus
siapa?
Aku : hahahaha,,
saya bosssssssssssssssssssssssss... sambil berlalri,,,,
Soeharto Anak Siapa?
Pada suatu hari Tutut, anaknya Soeharto, lewat di jalan tol di Jakarta.Penjaga Tol: “3000 rupiah”.
Tutut yang emangnya ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.
Penjaga Tol: “Ini Bu, kembaliannya. “
Bu Tutut: “Sudah…simpan saja buat keluarga anda.”
Penjaga tol merasa senang karena menerima 47 ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Tutut.
Setelah beberapa jam Tommy dateng melewati jalan tol tersebut. Karena mereka tuch anaknya Soeharto, ngak punya uang receh, Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.
Penjaga Tol: “Ini Pak, kembaliannya 17 ribu.”
Tommy: “Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak anda.”
Penjaga langsung memasukan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
Setelah beberapa jam Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol.
Soeharto mengeluarkan uang 5000 rupiah dan disodorkan ke penjaga tol. Soeharto menunggu uang kembaliannya itu dan setelah menunggu 5 menit, ditanyanya kepada penjaga tol
Soeharto: “Loh, mana uang kembalian saya ?”
Penjaga Tol: “Ah Bapak, masa uang 2000 rupiah aja dibalikin. Tadi bu Tutut dan pak Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?? “
Soeharto: “Tunggu dulu mas !! Anda tau sapa Tutut dan Tommy??”
Penjaga Tol dengan cekatan menjawab: “Yach tahu Pak!
Pertanyaan gampang tho, jelas Tutut dan Tommy tuh Anaknya Presiden.”
Soeharto: “Pinter kamu, tahu mereka anak Presiden. Nah
sedangkan saya kan cuma Anak Petani !!
Sekarang, mana kembalian saya??”
Sekarang, mana kembalian saya??”
Penjaga Tol : “!%$&^%$%!$%?”
Otak Orang Indonesia Masih Mulus
Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara
calon penerima donor otak manusia. Di bursa pasar gelap, harga otak manusia
Indonesia dikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa
dipastikan langsung laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan
otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-cerdas itu yang diburu? Mengapa bukan
otak orang-orang Jepang, yang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidang
teknologi, yang diperebutkan? Atau, mengapa tidak otak orang Cina yang sudah
dikenal luas lihai berbisnis? Mengapa justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam
penelitian, ternyata persepsi para penerima donor otak dalam menentukan pilihan
bukan pada standar umum seperti asumsi di atas. Jawab mereka: “Habis, otak
orang Indonesia rata-rata masih mulus. Soalnya jarang dipakai!”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar